^$urat kaleng buat ~Amela tercecer…

Jakarta, 18 Nopember 2011

*Yth : ~Amela di Bau-Bau…

Surat ini ditulis ditengah malam buta… di butanya malam, walaupun alam sekitarku gelap gulita namun hatiku tetap terang kok, sebenderang bulan purnama.

Oleh sebab itu, mumpung suasana hati lagi cerah, saya ingin curhat padamu  tentang ’cinta … ah, lagi-lagi cinta yang gak akan habis-habisnya di kisahkan dalam yang penuh cinta.

Mel taukan dunia cinta? … atas dasar cinta, curhat ini boleh gak boleh, akan aku  curahkan juga … .. Hmm, mungkin dikow  merasa dipaksa pagi hari ini ya? Aku yakin itu gak mengapa karena disitu awal duniamu dimulai – padahal kamu masih …zzzzzzzzzz… Ah, suka-sukalah.

Begini ~Amela …

Cinta (hahaha …), kata si pujangga cinta, … kini semakin di definisikan semakin membingungkan … semakin di cari semakin menjadi misteri. Cinta hadir di setiap helaan nafas, cinta hadir di setiap rongga kehidupan.

Gaung helaan napas cinta yang ditiupkan oleh si gadis energik dari Bau-Bau … di hirup oleh oom genit  yang juga si pemburu cinta penuh nikmat, apalagi kini dia tak ingin berbagi cinta, bahkan penuh harap cintanya jangan lari lagi. Sssssstttt Mel, bener gak sehh? Moga-moga tidak ada yang tersungging apalagi tersinggung, namanya juga surat kaleng.  😛

~Amela yang baik hati,

Tatkala ‘fatwa Cinta dari si pujangga cita difatwakan bergema … ‘pas banget, masalah Bank Century ditanah air sedang diangkat kembali oleh para pakar politikus cinta di Senayan. Heboh-hebohnya, sampai-sampai para pakar politikus yang nota bene bukan ‘pengejar cinta (?) – apalagi pengejar “tikus, … kebingungan mencari tahu keberadaan dana 6,7 trilyun (woww duit bajibun).  Maaf ~Amela – saya kok jadi kesono-sono sih – ‘ngelantur banget ya? Padahal di Senayan tidak ada cinta namun disitu banyak korban masuk penjara karena cinta sesaat.

~Amela yang bijak,  izinkanlah saya mengajak kamu melirik sepucuk surat cinta yang akan kulayangkan pada seseorang … (haree geneehh – surat mah, jadul atuhh omm) … itulah Mel – belum juga apa-apa, sudah ada yang protess – (melirik ke 2 nama yang berinitial “U” (si-uchi  & si-una) yang mana adiknya dan mana pula mpoknya … abis sama centilnya. Kedua gadis cantik itu … sayup-sayup suara masuk telingaku : “omman, kini era tembak langsung, bukan zaman Siti Nurbaya lagi … tuh surat kaleng sudah karatan”.

Betul ~Amela, … zaman sudah berobah, surat-surat via pos ketinggalan kereta … kini era ‘esemes … itu tuh …’pesan singkat via hape … telpon tanpa kabel itu bak kacang goreng meraja lela masuk kepelosok desa. Alat komunikasi cilik itu bukan lagi barang mewah … malah telpon rumah kini sering ‘diam bersahaja. Dan orang-orang pada bangga dengan nomor pin BB-nya. Sssttt ~Amela … nomor pin-mu berapa? …akunya lirak-lirik takut ketangkap basah.

~Amela  … masikah kau dengar curhatku?

Waduhhh … ~Amela sudah mendengkur … zzzzzzzzz… (yawdah segitu aza dulu nanti disambung lagi kalau ada waktu…)

Akhir kata Mel, kutunggu ‘advice-mu dan salam taqzim dariku.

ttd

Omman80

♥♥♥

^0o0^

“Tulisan ini diikutkan Giveaway Suka-suka Dunia Pagi”

^0o0^